Senin, 14 April 2008

“Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Konsumsi Pangan dan Non Pangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)”...(5)


Kenaikan harga BBM memang merupakan momok bagi Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (MJK), karena dengan adanya keputusan untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan melahirkan permasalahan yang komplek bagi semua bidang. Pada tanggal 1 Oktober 2005 Pemerintah resmi memasukkan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 50%-80% dengan perincian sebagai berikut Premium Rp.4500,00/liter, Minyak tanah Rp.2500,00/liter, beras Rp. 3000,00/kilogram. Dengan adanya kenaikan harga ini, sebagai gantinya pihak Pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi sebesar Rp. 10,5 Trilyun Rupiah untuk rakyat miskin. Dana tersebut akan dialokasikan untuk biaya pendidikan, layanan kesehatan, pembanggunan infrastruktur didesa tertinggal diseluruh Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas maka data dirumuskan perasalahan yang ada yaitu: Bagaimana Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Konsumsi Pangan dan Non Pangan? sedangkan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah: Untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM terhadap konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.Dari hasil out put terlihat bahwa Mean 70,570 dengan t tabel 1,66 Karena t hitung 8,770 > t tabel 1,66, maka disimpulkan tolak Ho artinya ada perbedaan antara pengeluaran mahasiswa secara statistik pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Hal ini bisa dilihat pada signifikan 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara pengeluaran mahasiswa pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ditolak, dengan kata lain bahwa ternyata pada waktu kenaikan harga Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberikan dampak terhadap pengeluaran Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar