Rabu, 30 Juli 2008

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA APARATUR DAERAH DALAM PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH...(96)


Penelitian ini dilakukan di pemerintah kabupaten Trenggalek yang dilakukan mulai 05-Pebruari sampai dengan 30-Mei 2003 atau selama 4 (empat) bulan. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan dan menganalisa persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menghadapi pelaksanaan otonomi daerah. 2) Mendeskripsikan dan menganalisa proses pemberdayaan Sumber Daya Aparatur yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei (Survey Method) dengan teknik pengambilan data yaitu dengan wawancara sedangkan data yang diambil adalah data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Persiapan Pelaksanaan Otonomi Daerah dengan kesiapan sumber daya aparaturnya, sebagai aparat birokrasi pemerintahan yang menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di jajaran Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. 2) Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerinatah Kabupaten Trenggalek adalah dengan melakukan 1) Pendidikan dan Pelatihan bagi para aparatur, 2). Penataan kelembagaan 3). Melihat kemampuan Sumber Daya, Aparatur. 3) Melalui penataan kelembagaan akan tercipta suatu pembagian tugas dan kewenangan yang jelas, sehingga akan memberikan dorongan dan kesempatan pada aparatur Untuk berinisiatif secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya. 4) Kemampuan aparatur merupakan refleksi dari pemberdayaan. Peningkatan kemampuan aparatur pada gilirannya akan meningkatkan citra aparatur di masyarakat.



Rabu, 16 Juli 2008

Analisis Dimensi Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Di Wilayah …… 128


Berdasarkan gambaran penilaian prestasi kerja yang telah diberlakukan di perusahaan Bank Syariah Mandiri, penelitian ini bertujuan untuk mencari beberapa faktor penilaian yang dianggap relevan dan representatif sesuai dengan dimensi perilaku karyawan dan tugas kerja di perusahaan. Ada sepuluh variabel atau faktor penilaian yang selama ini telah diberlakukan, yaitu (1) transaksi harian, (2) pelayanan nasabah, (3) budaya sifat, (4) kualitas kerja, (5) keandalan, (6) pemecahan masalah, (7) inisiatif, (8) kerja sama, (9) komunikasi, dan (10) kedisiplinan. Dari masing- masing variabel memiliki sejumlah antara 2 hingga 4 indikator untuk menguji tingkat validitasnya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan Bank Syariah Mandiri mulai dari jabatan manajer ke bawah yang terbagi pada sejumlah lokasi, yaitu Bank Syariah Mandiri Cabang Surabaya, Malang, Pamekasan, dan tiga cabang pembantu di Surabaya, yaitu di Sidoarjo, Gresik, dan kawasan Ampel Surabaya. Jumlah total populasi yang digunakan dan sesuai dengan persyaratan dalam penelitian ini berjumlah 75 orang. Instrumen yang digunakan merupakan konstruksi dari peneliti dengan bentuk skoring antara angka 0 hingga 10, semakin sering melakukan maka prestasi kerjanya akan mendekati angka tertinggi dan semakin jarang melakukan akan mendekati angka terendah.
Data hasil survey dalam penelitian ini kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 10.01. hasil uji keandalan alat ukur yang menggunakan metode alpha cronbach (a) masing-masing variabel memiliki angka > 0.60. Sedangkan hasil uji validitas analisis faktor, dari 10 komponen menjadi 7 komponen sesuai dengan syarat eigenvalue di atas angka 1, sehingga 7 komponen tersebut mengubah istilah dan nama dari variabel atau faktor penilaian sebelumnya menjadi: (1) transaksi harian, (2) keandalan dan komunikasi, (3) kualitas kerja, (4) inisiatif dan kerja sama, (5) budaya kerja, (6) potensi diri, dan (7) pemecahan masalah. Dari 7 komponen menunjukkan bahwa persentase variansi sebesar 80.385 %. Artinya ketujuh komponen ini dapat menjelaskan sebanyak 80.385 % dari seluruh makna yang terkandung di dalam data yang ada dalam penelitian ini.
Dari ketujuh faktor penilaian yang telah diketahui, maka faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan metode behavioral anchored rating scale (BARS) yang menjelaskan dimensi perilaku seseorang yang terkait dengan pekerjaannya, termasuk standarisasi dan pengukurannya.