Senin, 22 Maret 2010

PROGRAM PERBAIKAN BELAJAR ANAK KELAS 1 SD UNTUK BIDANG STUDI MATEMATIKA DAN PKN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang bias dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah dengan cara proses perbaikan pengajaran. Keberhasilan seorang siswa untuk dapat menguasai suatu materi pelajaran, selain ditentukan oleh faktir internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan ketekunan juga ditentukan oleh factor eksternal, di antaranya yaitu afektifitas strategi dan metode pembelajaran yang digunakan guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Efektifitas strategi dan metode pembelajran yang digunakan oleh guru dapat dilihat tingkat keberhasilannya dari pencapaian nilai yang diraih oleh siswa dalam akhir pembelajaran. Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran adalah mutlak diperlukan, seperti yang diungkapkan oleh Suryo Subroto (2004:1) bahwa:
“Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami.”
Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu baadan/lembaga biasanya dimaksudkan untuk menyesuaikan hal yang sedang dikerakan atau hasil yang diraih dari suatu pekerjaan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang sedang berlangsung. Dalam bidang pendidikan, penyesuaian dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan pembangunan telah berdampak pada terjadinya perubahan dan penyesuaian kurikulum pendidikan. Perubahan kurikulum telah dilakukan beberapa kalinya diantaranya kurikulum 1994, 1998, KBK, dan KTSP. Dalam tiap perubahan kurikulum ini berdampak pula pada perubahan cara, strategi, dan metode pembelajaran yang dilakukan. Salah satu contoh, kurikulum 1986 memusatkan proses pembelajaran pada guru, aktifitas dilaksanakan oleh guru, sehingga guru cenderung mendominasi kelad dan siswa lebih banyak mendengar dan menerima saja materi pembelajaran yang diberikan, sedang dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu kurikulum 2006 ( KTSP ) arah pembelajaran berpusat pada peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2006 ( KTSP ) terdapat adanya Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). KKM berfungsi sebagai standar terendah yang berkaitan dengan nilai siswa dalam suatu kompetensi dasar atau mata pelajaran yang harus dapat dicapainya agar siswa tersebut dapat naik kelas atau dinyatakan telah menguasai kompetensi yang diajarkan. Mengkaji dari KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri Pangulah Utara dan hail belajar siswa sdalam kegiatan belajar mengajar, ternyata penguasaan materi pelajaran beberapa orang peserta didik terhadap beberapa kompetensi dasar atau mata pelajaran yang telah diberikan belum sepenuhnya dapat mencapai KKm yang telah ditetapkan, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan PKN. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh oleh beberapa siswa yang masih kurang atau berada di bawah KKN yang telah ditetapkan. Missal KKN mata pelajaran Matematika 66, nilai yang diperoleh 65, berarti nilai rata-rata di bawah KKN.
Berdasarkan kenyataan di atas penulis mengadakan perbaikan dalam pembelajaran Matematika dan PKN melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Dari hasil penelitian Tindakat kelas yang dilaksanakan penulis membuat hasil laporan kegiatan tersebut dengan tujuan untuk melaporkan teman-teman atau hal-hal yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas tersebut dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah pemantapan kemampuan professional ( PDGK 4501 ). Pada program pendidikan S1 PGSD Universitas terbuka UPBJ Bandung.
Laporan ini disusun dari catatan yang dibuat penulis ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, selama pengambilan data, dan hasil diskusi penulis dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah.

1.Identifkasi Masalah
a. Mata Pelajaran Matematika
Dalam mata pelajaran Matematika pada pembelajaran Kompetensi Dasar membilang banyak benda terdapat data yang menunjukkan masih kurang dikuasai dan diofahami dalam materi ini, yaitu dengan adanya perolehan nilai rata-rata ulangan akhir sebesar 61,45, sedangkan KKN mata pelaajaran Matematika yang telah ditetapkan adalah sebesar 66.
Dari hasil trelaah, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap pembelajaran materi 63,10 terungkap bahwa pembelajaran dengan metode penjelasan materi dan pendalaman materi kompetensi hanya dengan metode latihan saa, ternyata kurang membangkitkan minat siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga materi tidak dapat secara maksimal dipelajari dan diterima siswa.

b. Mata pelajaran PKN
Setelah beberapa kali dilaksanakan evaluasi akhir pembelajaran PKN pada kompetensi pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya di kelas I SDN Pangulah Utara ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai KKN, yaitu sekitatr 42 % dari jumlah siswa 31 orang dari nilai KKN yang ditetapkan sebesar 62,25.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis melakukan telaah dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasilnya didapat bahwa ketika pembelajaran berlangsung pada umumnya siswa kurang antusias dan kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang ngobrol dengan temannya dan ada beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan temuan ini, penulis memngadakan diskusi dengan teman sejawat untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan bahwa tidak dikuasainya kompetensi dasar yang menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Adalah kurang variatifnya metode pembelajaran dan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga kurang dapat memotivasi semangat siswa dan menarik minat dan perhatian siswa untuk mempelajari kompetensi dasar ini secara maksimal.

2. Analisis Masalah
Berdasrkan hasil telaah dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis menganalisis beberapa masalah yang ditemui pada saat proses pembelajaran yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat diterima siswa secara maksimal, yaitu:

a. Untuk Pelajaran Matematika
1. Pembelajaran Matematika yang hanya menjelaskan konsep-konsep dan rumus-rumus saja tanpa disertai dengan praktek atau demontrasi dengan menggunakan alat peraga membuat matematika dirasakan sebagai pelajaran yang membosankan dn sulit untuk difahami dan tidak mempunyai focus penarik perhatian siswa.
2. Kurangnya penggunaan alat perada dan tidak variatifnya metode pembelajaran yang diterapkan membuat siswa tidak dapat aktif dalam proses pembelajaran.

b. Untuk Pelajaran PKN
1. Guru dapat menggali minat siswa dalam pembelajaran karena tidak tersedianya alat peraga / media pembelajaran yang bias menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa cenderung bersikap pasif.

B. Rumusan Masalah
Dari analisis yang ditemui penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran Matrematika:
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan / pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang dalam menuliskan lambang bilangan,melalui penggunaan kartu bilangan?
Untuk mata pelajaran PKN:
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak, melalui penggunaan poster.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meengetahui peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelaaran Matematika pada kompetensi dasar membilang banyak benda, dan mata pelajaran PKN pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Agar lebih jelasnya tujuan ini adalah:
1) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara karawang dalam menuliskan lambang bilangan melalui penggunaan kartu bilangan.
2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak melalui penggunaan poster.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yang penulis buat adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar, jika guru menerapkan keterampilan menjelaskan dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, disertai alat peraga yang sesuai dalam pemilihan alat peraga dan metode yang tepat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selain ini penelitian ini bermanfaat dalam hal mengaktifkan siswa, memotivasi siswa, yang pada akhirnya belajar siswa akan meningkat pula.
Penelitian tindakan yang penulis buat juga bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai peneliti teman sejawat, siswa dan sekolah tempat mengajar penulis, antara lain:
1) Bagi penulis dan teman sejawat dengan penelitian ini dapat memperbaiki pembelajaran, meningkatan dan mengmbangkan profesionalisme diri.
2) Bagi siswa dapat meningkatkan pross dan hasil belajar.
3) Bagi sekolah membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut dan meningkatkan reputasi sekolah.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran matematika

Berdasarkan kurikulum 2006 (BSNP : 8) pengertian Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melaalui proses penalaran dedukif, yaitu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsp dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar suatu materi dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penelaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
Fungsi dari matematika menurut Respati Mulyato (2005: 233) dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Nasional Tahun 2005 adalah untuk mengembangkan logika berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau memecahkan masalah-masalah logis, baik yang terkait dengan materi matematik langsung ataupun bidang studi lain yang mengandung unsure logika.

2.1.2. Ruang lingkup dan rambu-rambu pembelajaran matematika
Ruang lingkup pembelajaran Matematika terdiri dari berbaga standar kompetensi yang pada akhir periode pembelajaran harus dapat dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri,aljabar, statistika, dan peluang.
Trigonometri dan kalkus standar kompetensi pembelajaran matematika di kelas I SD merupakan standar kompetensi . untuk kurikulum lanjut yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

2.2. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar

2.2.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran PKN
Materi PKN dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKN yang pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisai. Ada empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pemnbelajaran.
3) Indicator pencapaiakan sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan dan,
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternative bagi guru.
Fungsi PKN bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (Civic Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Pembelajaran PKN dapat membekali siswa dengan pengetahuann dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi pendidikan kerawganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep Negara dapat didekati dari sudut pandang system. Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan social yang dibangun dari sejumlah komponen dasar di dalam suatu ssistem yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari system personal. System kelembagaan, system normative, system wilayah dan system idiologis sebagai factor integrative bagi seluruh komponen.*
BAB III
PELAKSANAAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas I SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang pada tanggal 3 Maret 2010 sampai dengan 18 Maret 2010.
Adapun mata pelajaran yang dijadikan subjek penelitian adalah mata pelajaran Matematika (mata pelajaran eksakta) dan mata pelajaran PKN (mata pelajaran non eksak) jumlah siswa yang terlinbat dalam penelitian ini sebanyak 31 orang, 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Secara umum para siswa yang mengikuti pendidikan di SDN Pangulah Utara berlatar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian orang tua sebagian besar dari kalangan buruh tani. Demikian pula latar belakang pendidikan mereka sebagian besar hanya lulusan SD.
Hal ini merupakan suatu tantangan dari sekolah untuk terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada siswa dalam mengikuti pendidikan di sekolah, agar para siswa dapat belajar dengan baik serta menghasilkan lulusan terbaik. Kemudian dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.




B. Deskripsi Persiklus
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan tentang mata pelajaran apa yang memungkinkan untuk dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
c) Mencari teman sejawat,yaitu guru senior di SDN Pangulah Utara
d) Membuat Laporan kepada bapak Kepala Sekolah SDN Pangulah Utara tentang kegiatan PTK yang penulis lakukan di kelas IA yang bersangkutan.
e) Mengumpulkan data yang berupa lembaran-lembaran observasi untuk diamati dan direfleksi.
f) Untuk mengetahui tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh penulis agar kegiatan ini dapat berjalan dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, peneliti melakukan konsultasi dengan Supervisor PKP.

1. Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan.
o Guru memberi contoh soal dan penyelesaiannya dilakukan sendiri oleh guru.
o Guru m,enyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran matematika pada hari itu.
o Guru mengadakan evaluasi.

b) Prosedur Khusus
Sesuai dengan RPP Perbaikan, guru member contoh soal dan cara mengisinya tanpa melibatkan anak atau tidak menyusuh anak untuk mendemontrasikan atau mengisinya di papan tulis.

Siklus II
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan yang benar.
o Guru member contoh soal lebih banyak dari Sikluss 1 dan mengisinya, kemudian menyuruh salah seorang siswa ke depan untuk mengisi di papan tuliss secara bergantian.
o Guru menyampaikan penjelasan materi pokok secara berulang-ulang dan menjelaskan tempat ratusan, puluhan, dan satuan secara rinci mengguggunakan dekak-dekak berwarna, warna merah untuk ratusan, warna kuning untuk puluhan, dan warna hijau untuk satuan.
o Siswa secara bergilir mempraktekkan cara menggunakan dekak-dekak.
o Guru mengadakan evaluasi.

b) Prosedur Khusus
o Sesuai dengan RPP perbaikan secara berulang-ulang buru memberikan penjelasan dan memberi banyak contoh soal kepada siswa.
o Guru memberi penjelasan cara bilangan atau dan menulis lambang bilangamn dan cara penggunaaan dekak-dekak berwarna.
o Untuk nilai tempat puluhan dan satua serta melibatkan siswa dengan bergilir untuk menulis lambang bilangan, bilangan 51 – 100.
o Secara urut dan sebelum mengadakan evaluasi, Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan harapan siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari.

2. Mata Pelajaran PKN
Siklus I
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak tanpa alat peraga.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
o Guru menekankan pembelajaran pada materi pokok tanpa menggunakan alat peraga dan demontrasi
o Guru mengadakan evaluasi.

d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, yang dilakukan pada penekanan pada materi pokok , menuliskan hak-hak anak di rumah maupun di sekolah, yang terdapat pada table ke buku catatan siswa tanpa ada Tanya jawab.

Siklus II
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar siswa.
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak pada mata pelajaran PKN dengan menggunakan foster dengan judul mendapatkan kasih saying adalah hak anak di rumah.
o Guru memberi contoh hak-hak anak yang lainnya seperti seperti hak mendapat kehidupan yang layak, hak mendapat pelajaran dsb.
o Guru mengadakan evaluasi.

d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan rencana perbaikan yaitu penjelasan tentang hak-hak anak baik di rumah maupun di sekolah disertai dengan foster yang berjudul mendapatkan kasih saying adalah hak-hak anak di rumah.
Siswa diberi kesempatan ke depan untuk menjelaskan haknya di sekolah.*
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:

Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:


2. Mata Pelajaran PKN
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:

Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

B. DESKRIPSI TEMUAN/REFLEKSI
Dari hasil diskusi dengan pengamat dan supervisor , perbaikan penbelajaran yang dilaksanakan berdasarkan 2 siklus perbaikan menghailkan kemajuan yang diharapkan.

a. Mata Pejalaran Matematika
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 80-85, ada 8 siswa yang mendapat nilai 70, ada 8 siswa yang mendapat nilai 60-65, ada 5 anak yang mendapat nilai 50-55, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 1 anak yang mendapat nilai 30. KKM Mata Pelajaran Matematika Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 63,10, dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 45,16 % atau sebanyak 14 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 45,16 % pada siklus 1 menjadi 77,42 % pada siklus 2, dengan rincian pencapaian, yaitu: ada 10 anak yang mendapat nilai 100, ada 4 anak yang mendapat nilai 85-90, ada 5 anak yang mendapat nilai 75-80, dan ada 3 anak yang mendapat nilai 50-55. Dan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 79,35 sehingga sudah melebihi KKM Matematika SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 63,10.


b. Mata Pejalaran PKN

Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 95-100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 85-90, ada 10 siswa yang mendapat nilai 75-80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 65-70, ada 6 anak yang mendapat nilai 55-60, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 2 anak yang mendapat nilai 45-50. KKM Mata Pelajaran PKN Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 62,25 , dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 58,06 % atau sebanyak 18 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 96,77 atau sebanyak 30 siswa, dengan nilai rata-rata 76,95. Dan ini berarti telah melebihi nilai KKM PKN SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 62,25.



C. PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan Guru pada PTK mata Pelajaran Matematika semula direncanakan akan mencapai siklus 3, tetapi karena 2 siklus saja sudah mencapai nilai yang diharapkan, maka siklus ke-3 tidak dilaksanakan.
a. Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran matematika hanya dilaksanakan 2 siklus.
1) Setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi, guru mengevaluasi siswa. Hassil evaluasi adalah: siswa yang mencapai KKM baru 45,16 % dan yang mendapat nilai di bawah KKM 54,84% . Dari hasil ini dirasa kurang memuaskan maka dilakukan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan kartu bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis lambang bilangan, siswa yang kurang faham disuruh maju ke depan untuk menulis lambang bilangan dengan benar.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini ternyata memuaskan, yaitu mencapai angka prosentase 77,42 %.

b. Mata Pelajaran PKN

Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran PKN hanya dilaksanakan 2 sikluss.
1) Siklus 1, setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi , guru mengevaluasi siswa. Hasil dari evaluasi adalah siswa yang mencapai nilai KKM baru 58,06 %, dan hasil ini dirasa kurang memuaskan maka diadakan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan metode demontrasi. Siswa mengisi table dengan sehari-hari yang dipampang di depan kelas dan mengisinya secara bergiliran. Setelah itu baru dilaksanakan evaluasi.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini yternyata sangat memuaskan yaitu mencapai angka prosentase 96,77 % atau ada 30 anak yang dapat mencapai nilai KKM dari 31 siswa yang ikut perbaikan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demontrassi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran penulisan lambang bilangan, bilangan 51-100. Dapat kita lihat dari nilai hasil evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklus. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa kelas 1 SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 79,35.
2. Penggunaan metode demontrasi dan alat peraga poster dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan hak-hak anak. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 76,95.

B. Saran
Bersama ini kami mengajukan beberaapa saran sebagai tinjauan penelitian yang telah kami lakukan, yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme adalah suatu tuntutan yang tidak bias dihindari oleh semua kalangan pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan berbagai metode, strategi, pendekatan dan penerapan media alat bantu pelajaran.
2. Dalam penerapan metode pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika di Sekolah dasar, hendaknya memperhatikan materi yang akan disampaikan.
3. Sarana dan persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah harus disiapkan agar tidak terjadi kesenjangan dalam melaksanakan tugas yang diberikan di dalam kelompok.
4. Penggunaan alat peraga yang tepat misalnya kartu bilangan untuk memperlancar menulis lambang bilangan dan penggunaan poster tentang hak-hak anak dapat memnbantu proses pembelajaran.*

DAFTAR PUSTAKA
A. Karim dan Widagdo, D (2001). Pendidikan Matemaatika II, Jakarta , Universitas Terbuka.
Andayani, dkk (2007), Pemantapan kemampuan Profesional (panduan), Jakarta, Universitas Terbuka.
Depdikbud (2004), Kurikulum 2006. Dinas Pdan K kabupaten Karawang.
Hambali J. Iskandar dan Rahmat M. (1995) Pendidikan Matematika I, Jakarta Depdikbud.
Kasihani , Kasbollah (1998/1999), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Dikti Proyek PGSD.
Purbowinanto, Yudi (2004) Pandai Belajar Bahasa Indonesia Kelas 2. Bandung , regina.
Ruseffendi (1992), Pendidikan Matematika 3, Jakarta Depdikbud.
Soekoro dan Gunawan A. (2005) Rahasia Matematika SD, Surabaya, Mitra Pelajar.
Udin S. Winata Putra dkk,.(2006) Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta. UT
Igak Wardhani (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Kelas I-VI. Jakarta. UT.
Slamet dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I. Pusat Perbukuan Depdikbud.

Jumat, 25 Desember 2009

ANALISIS PENGARUH EVENT SPONSORSHIP TERHADAP BRAND IMAGE ROKOK LA LIGHTS PT.DJARUM DENGAN PUBLISITAS MEDIA MASSA SEBAGAI VARIABEL MODERASI (177)

Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan seefektif mungkin. Setiap strategi dilengkapi dengan alat-alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi perusahaan. Alat-alat tersebut biasa disebut sebagai bauran pemasaran. Mc Charty (Kotler 2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan Promosi (promotion).

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran (Fandi Tjiptono 1997:219), yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk perusahaan yang di tawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi, tetapi tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Rokok merupakan salah satu produk yang memiliki keterbatasan dalam berpromosi. Hal ini dikarenakan tidak semua alat promosi dapat digunakan dalam memasarkan produk rokok. Berbagai pembatasan media komunikasi dilakukan pemerintah melalui PP No.81/1999, pembatasan tersebut menyangkut media dan promosi apa saja yang tidak diperbolehkan untuk mempromosikan produk rokok. Misalnya kegiatan pemberian sampel rokok gratis dan ajakan langsung untuk membeli rokok pada konsumen akhir. Hal ini tentu membatasi produsen rokok untuk melakukan promo penjualan. Karena berbagai pembatasan tersebut maka PT.Djarum sebagai salah satu perusahaan rokok di Indonesia berusaha mencari strategi dalam mengkomunikasikan atau mempromosikan produknya kepada konsumen. Salah satu bentuk promosi yang ditujukan kepada konsumen akhir adalah melalui event sponsorship. Event sponsorship adalah bentuk promosi merek yang mengikat suatu aktifitas seperti olahraga, hiburan, sosial, budaya, atau tipe aktifitas lain yang mempunyai minat publik yang tinggi (Terence A ship 2000:615).

PT.Djarum dalam pemasarannya memasarkan beberapa jenis produk ,diantaranya adalah Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super, LA Lights, Djarum Black, Djarum Super Mezzo. Dari berbagai produk tersebut rokok LA Lights adalah rokok mild yang memiliki tingkat penjualan tertinggi diantara beberapa rokok mild PT.Dajrum lainnya. Karena rokok LA Lights memiliki kualitas dan image yang berbeda diantara beberapa rokok mild produksi PT.Djarum atau merek perusahaan lain. Rokok LA Lights adalah rokok yang menggunakan event sponsorship sebagai salah satu strategi dalam memasarkan produk.

Event sponsorship yang dilakukan oleh LA Lights sebagai lini produk PT. Djarum memang diakui sebagai bentuk promosi yang cukup menonjol, dan mendapatkan banyak perhatian. Event sponsorship reguler LA Lights diantaranya penyelenggaraan LA Lights Indiefest yang merupakan ajang pencarian band indie yang di seleksi diberbagai daerah yang finalisnya akan mengisi album kompilasi LA Lights Indiefest, LA Lights Street Ball merupakan event kompetisi basket 3 on 3 yang diadakan setiap satu tahun sekali, LA Lights indie Movie merupakan ajang kompetisi film indie yang diadakan setiap satu tahun sekali di berbagai kota, LA Lights Mobile Movie Movie Competition merupakan ajang kompetisi film yang dibuat menggunakan media telepon seluler, LA Lights enjoy music merupakan event live music yang diadakan di tempat-tempat umum.

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dalam event sponsorship, maka harus dilakukan suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship. Menurut J.R Rossister dan L.Percy (1998:346) perencanaan event sponsorship menyangkut: Target audience reach, Compability with the Company’s or Brand positioning, Message capasity.

Target audience reach adalah segmen yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam memilih jenis event sponsorship yang akan diselenggarakan perlu diperhatikan segmen mana yang akan dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh LA Lights ingin meraih segmen pasar anak muda, maka perusahaan akan membuat event atau mensponsori acara-acara yang disukai oleh anak muda (konser musik, event-event olahraga,dll)
Compability with the Company’s or Brand positioning adalah posisi produk dimata konsumen. Beberapa jenis event sponsarship secara langsung berkaitan dengan produk perusahaan seperti rokok LA Lights mensponsori LA Lights Indiefest, tetapai beberapa jenis event sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara tidak langsung dengan produk tersebut seperti LA Lights mensponsori LA Lights Street Ball.
Message capasity adalah fasilitas yang didapat perusahaan dalam event sponsorship. Perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan, biasanya mendapatkan fasilitas untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut, misalnya pada event olahraga perusahaan mendapatkan fasilitas tempat untuk pemasangan logo brand produk-produk perusahaan disekitar lokasi kegiatan olah raga tersebut, dan juga liputan oleh salah satu stasiun televisi apabila event sponsorship tersebut diliput oleh stasiun televisi.

Event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Event sponsorship diselenggarakan oleh perusahaan dengan tujuan agar namanya menjadi lebih dikenal dan mendapat image yang baik dari masyarakat (Coulson dan Thomas, 1986:285). Event sponsorship yang dilakukan oleh produsen rokok dengan kadar rendah tar di Indonesia ini, juga dimaksudkan untuk membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights. Dengan brand image yang kuat akan membedakan perusahaan dengan pesaing, karena brand image suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan brand image perusahaan lain.

Event sponsorship merupakan salah satu kegiatan promosi yang dianggap efektif sebagai strategi komunikasi bisnis perusahaan agar namanya bisa dikenal di masyrakat dan sekaligus melakukan publisitas (Stanton, 1993:140). Dengan adanya event sponsorship, media massa akan meliputnya tanpa kita harus membayar ruang media, dan liputan tersebut akan didengar, dilihat dan dibaca oleh masyarakat (Jefkins, 1972:187). Keunikan event sponsorship LA Lights juga mengundang perhatian media massa untuk meliput dan mempubliksaikan melalui berita yang dimuat di media massa, dengan adanya publikasi media massa terhadap event sponsorship LA Lights diharapkan dapat membantu dalam upaya membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights, selain itu publikasi media massa juga diharapkan dapat mempengaruhi event sponsorship dalam upaya membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights di masyarakat, karena publisitas media massa memiliki cakupan yang luas, dan informasi media massa dianggap sebagai informasi yang berasal dari luar yang memiliki nilai berita yang tidak dikendalikan dan tidak dibayar oleh sumber tersebut untuk penempatan informasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:
"ANALISIS PENGARUH EVENT SPONSORSHIP TERHADAP BRAND IMAGE ROKOK LA LIGHTS PT.DJARUM DENGAN PUBLISITAS MEDIA MASSA SEBAGAI VARIABEL MODERASI ".


Untuk mendapatkan file versi word silahkan klik download

Penggunaan Penerbitan Majalah MediaHALO dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pelanggan Pada Produk Kartu Halo (Studi Deskriptif Mengenai Upaya Public Relations dalam Meningkatkan citra PT Telkomsel) (176)

Komunikasi merupakan suatu cara untuk melakukan perubahan, mendorong dan mempertinggi motivasi, serta alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap positif dari komunikan. Begitu pula PT. Telekomunikasi Selular yang mempunyai konsumen terbanyak di kelas operator selular, di Indonesia. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah menerbitkan majalah eksternal yang bernama mediaHALO.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Probability Sampling, khusunya dengan pendekatan Systematic Random Sampling (Moh. Nasir, 1999:332). Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 99,8, namun dibulatkan menjadi 100 orang.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 87 orang (87,00%), selalu membaca majalah mediaHALO setiap kali terbit. Kemudian responden yang telah membaca majalah mediaHALO, sebanyak 63 orang (63,00%) menyatakan perasaan yang puas karena majalah ini sesuai dengan yang diharapkannya, sedangkan 28 orang dari responden (28,00%) menyatakan kurang puas karena informasinya kurang memenuhi keinginan pelanggan. Sebanyak 77 orang (77,00%) menyatakan bersedia merekomendasikan majalah mediaHALO kepada rekan-rekannya karena menurut responden majalah ini wajib dibaca oleh semua pelanggan Kartu Halo.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, intensitas terpaan penerbitan majalah MediaHalo dapat mempertahankan Sikap Positif pelanggan kartu HALO. Intensitas terpaan yang berupa Frekuensi membaca telah dinilai baik, sehingga dapat mempertahankan Sikap Positif pelanggan kartu HALO.

Saran penelitian tentang majalah mediaHALO ini yaitu, agar media eksternal tersebut diharapkan dapat memperlancar arus informasi dari perusahaan kepada pelanggan dan berdampak kepada tumbuhnya sikap positif pelanggan terhadap perusahaan.




ABSTRACT


Communicaton is a way to make a change, prevent and increasing motivation, and to get the purpose. The main purpose of a communication is a positive way of attitude that has been changed by the communican. Likely, PT Telkomsel, who has the biggest customer loyalty among the other cellular operator services. They have made release as an external magazine to filling up the loyal customer needs. This magazine is such a media that has been made to inform the customer. This magazine is called mediaHALO.

Research type which is used is descriptive with the research method is descriptive survey. Data is obtained through the questioners, interview, and observation that straightly on field. The result of data collecting by source of primary data, obtained by amount sample that equal to 100 respondent. Population research is repsresenting the member of Kartu Halo customer in bandung.

Result of the research showing 87% of the respondent has always reads the mediaHALO magazine. After that, the respondent who always reads the mediaHALO magazine, for about the 63% of all are feeling satisfied because they have found what they have just need. The opposite of it, for about 28 respondent (28,00%) feeling unsatisfied because they have think that the mediaHALO magazine was not represent the Kartu Halo customer.

The conclussion of this research has been taken. The frecuency of reading the magazine by the respondent, is related with the intensity, and it has came up with a good response from the respondent, which is the Kartu Halo customer. It is showing that the respondent are still keeping the positive attitude for the product. They are the real loyal customer of Kartu Halo.

The suggestion of this research which has been related to the conclussion is containing, with the mediaHALO magazine hopefully it will spreading out the information, from the company to the customer and it will prove much about customer positive attitude for the company.



Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta (175)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi akuntasi dan non akuntansi terhadap initial return sebagai proksi dari keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Investor menanamkan dananya di pasar perdana bertujuan untuk memperoleh initial return yang diperoleh dari selisih lebih antara harga di pasar sekunder dengan harga dipasar perdana. Adanya initial return mengindikasikan bahwa terjadi underpricing saham di pasar perdana ketika masuk ke pasar sekunder. Penelitian ini dikhususkan pada perusahaan yang sahamnya mengalami underpricing. Underpricing adalah suatu keadaan dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan ketika diperdagangkan di pasar sekunder.

Penelitian ini menggunakan 54 sampel perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun periode 2000–2006. Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka digunakan metode uji regresi linear berganda dengan uji asumsi klasik sebagai prasyarat uji hipotesis.

Hasil analisis menunjukkan bahwa informasi akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan, earning per share, solvability ratio, tingkat leverage, dan profitabilitas perusahaan, serta informasi non akuntansi yang terdiri dari persentase pemegang saham lama, reputasi auditor, reputasi underwriter, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan secara serempak terhadap initial return. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 7,585 yang lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2,37.

Hasil uji parsial menunjukkan tidak semua variabel berpengaruh signifikan terhadap initial return. Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t. Nilai ttabel pada model uji dalam penelitian ini adalah 1,684. Variabel yang berpengaruh signifikan mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel.

Variabel tingkat leverage (thitung = 4,568) dan persentase pemegang saham lama (thitung = 5,235) perusahaan menunjukkan keberhasilan pembuktian hipotesis dari penelitian sebelumnya dan berpengaruh secara signifikan terhadap initial return. Sedangkan ukuran perusahaan (thitung = -0,078), earning per share (thitung = 1,031), solvability ratio (thitung = 1,608), profitabilitas (thitung = -0,811), reputasi auditor (thitung = -1,144), reputasi underwriter (thitung = 1,217) dan umur perusahaan (thitung = -0,724) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap initial return.


Untuk mendapatkan file Versi MS-Word silahkan klik download


Studi Empiris Tentang Instrumen Moneter Pada Sistem Dual Banking Di Indonesia Periode 1997.1-2003.1 (174)

Tujuan utama dari setiap kebijakan moneter yang berhasil adalah yang dipusatkan kearah tercapainya stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Dalam sistem moneter Islam, target-target tersebut hanya dapat tercapai melalui instrumen-instrumen moneter yang konsisten dengan ajaran-ajaran Islam.

Penelitian ini adalah sebuah percobaan untuk memperkembangkan, mengevaluasi dan juga mempertunjukkan keabsahan dan keefektifan instrumen-instrumen moneter Islam dalam penerapan sistem dual banking untuk tujuan-tujuan kebijakan.

Hasil penelitian dengan metode pendekatan kointegrasi dan error-correction mechanism menunjukkan bahwa Otoritas Moneter mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap besaran-besaran moneter bebas bunga dibandingkan dengan besaran-besaran moneter yang mengandung bunga. Dalam hubungannya dengan tingkat harga ,besaran-besaran moneter yang mengandung bunga mempunyai hubungan yang lebih erat dengan tingkat harga dibandingkan dengan besaran-besaran moneter bebas bunga. Akhirnya, dalam studi kasus sistem dual banking, penerapan rasio likuiditas dan cadangan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional menurut hasil penelitian ini masih dapat diterapkan secara sama untuk periode 1997.1-2003.1 di Indonesia.





ABSTRACT


The ultimate aim of any successful monetary policy is concentrated towards the achievement of stabilizing economy which can be measured by employment, price stabilization and international balance of payment. Under Islamic monetary system, such targets can only be achieved through those monetary instruments, which are consistent with Islamic teachings.

This research is an attempt to develop and to evaluate and also demonstrates the validity and effectiveness of these instruments for monetary purposes.

The results of this research using cointegration and error-correction mechanism, show that monetary authority has more control over interest-free monetary aggregates compared to interest-based monetary aggregates. In relation with price stability, interest-based monetary aggregates have more reliable relationship compared to interest-free monetary aggregates. Finally, in case of dual banking system, liquidity and reserves ratios for sharia banking and conventional banking according to this results of this research can still be applied similarly for the period of 1997.1-2003.1 in Indonesia.



Senin, 26 Oktober 2009

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Kualitas Terhadap Biaya Bahan Baku Pada PT Vonex Indonesia (173)


Perkembangan dunia usaha dewasa ini, khususnya di Indonesia yang sedang mengalami masa kritis, terdapat persaingan yang sangat ketat yang tidak bisa dielakan lagi, persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Dengan kondisi yang terjadi di Indonesia ini tidak jarang juga mengakibatkan kehancuran perusahaan karena kalah bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam tahap perkembangan perusahaan yang sedemikian rumitnya melaksanakan proses produksi dengan tujuan menjaga kualitas barang sehingga barang hasil produksi akan mempengaruhi kualitas yang diharapkan konsumen, maka diperlukan suatu alat pengendalian yaitu pengendalian intern.
Alat pengendalian tersebut adalah sistem pengendalian intern yang merupakan kegiatan dalam menjaga dan melindungi harta milik perusahaan dengan tujuan untuk menghindari pemborosan, penyelewengan yang dapat meningkatkan efesien kerja.
Dalam sistem pengendalian kualitas sangat dipengaruhi sekali oleh bahan baku, jika kualitas bahan baku sangat tinggi, maka akan menghasilkan kualitas yang tinggi pula dari hasil produksi.
Kualitas merupakan aset dari perusahaan yang bersifat abstrak, maka sistem pengendalian intern kualitas dapat diartikan sebagai suatu sistem yang menjaga kualitas suatu produk yang dapat memenuhi suatu persyaratan dari kualitas standar yang merupakan tujuan perusahaan yang harus dicapai.
Bahan baku adalah semua bahan yang merupakan bagian dari barang-barang yang dihasilkan untuk melangsungkan suatu proses produksi. Sehingga biaya bahan baku dapat ditekan sedemikian kecil untuk mengurangi kualitas yang jelek. Bahan baku yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan harus seefesien mungkin untuk itulah diperlukan adanya sistem pengendalian intern kualitas. Penekanan biaya bahan baku yang efesien untuk membantu pihak manajemen dalam menunjang kontinuitas proses produksinya.
Biaya bahan baku sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Kualitas buruk bisa juga berawal dari bahan baku yang jelek, tenaga kerja yang kurang cakap dan lain-lain. Sehingga akan terjadinya ketidak efektifan dan inefesiensi biaya yang akan mengakibatkan pemborosan dan penyalahgunaan biaya bahan baku ,maka tidak akan tercapai tujuan dari perusahaan.
Dengan diadakannya alat pengendalian kualitas ini untuk menjaga pemborosan bahan baku yang dilakukan pada PT Vonex Indonesia, karena kualitas yang jelek dan pemakaian bahan baku yang sembarangan akibatnya pengeluaran biaya bahan baku tidak terkendali.
Sistem pengendalian intern kualitas, suatu perusahaan akan siap bersaing dengan perusahaan lain dan menjual hasil produknya di pasaran, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai yaitu mendapatkan keuntungan yang besar dengan modal yang kecil.
Berdasarkan uraian di atas penulis akan mencoba meneliti bagaimana penerapan sistem pengendalian intern kualitas terhadap biaya bahan baku yang diterapkan pada PT Vonex Indonesia, untuk itu dilakukan penelitian guna mendapat informasi pada perusahaan. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Kualitas Terhadap Biaya Bahan Baku pada PT Vonex Indonesia”.


PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJAJDARAN BANDUNG (172)

Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan Syariat. Dalam ajaran Syariat, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran Syariat tersebut. Dengan adanya aturan yang tegas ini maka para pemasar memiliki sekaligus barrier dan kesempatan untuk mengincar pasar khusus kaum Muslimin.
Ajaran tegas Syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan membuat konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive dalam pola konsumsinya. Mereka dibatasi oleh ke-Halalan dan ke-Haraman yang dimuat dalam nash Al Qur’an dan Al Hadist yang menjadi panduan utama bagi mereka.
Populasi yang demikian besar dari kaum Muslimin membuat kaum Muslimin menjadi pasar yang demikian potensial untuk dimasuki. Untuk negara sekelas Amerika Serikat yang notabene jumlah kaum Muslimin disana adalah minoritas, namun diperkirakan ada sekitar empat sampai sembilan juta orang yang memeluk agama Islam (www.yahoo.com:2002) yang pola belanja dan konsumsi produk mereka sejalan dengan ajaran agama Islam atau ingin menyesuaikan pola konsumsinya dengan ajaran agamanya.
Untuk indonesia sendiri, dengan populasi kaum Muslimin yang mencapai bilangan 90% dari jumlah total warga negara, maka dengan sendirinya pasar Indonesia merupakan pasar konsumen Muslim yang demikian besar.
Pemahaman yang semakin baik tentang agama makin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi. Khusus di Indonesia, konsumen Muslim dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak mengandung unsur haram dan dapat dikonsumsi secara aman oleh konsumen Muslim.
Produk-produk yang mendapat pertimbangan utama dalam proses pemilihannya berdasarkan ketentuan Syariat yang menjadi tolok ukur untuk konsumen Muslim adalah produk-produk makanan dan minuman. Ketidakinginan masyarakat Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk haram akan meningkatkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses pemilihan produk (high involvement). Dengan begitu akan ada produk yang pilih untuk dikonsumsi dan produk yang disisihkan akibat adanya proses pemilihan tersebut. Proses pemilihannya sendiri akan menjadikan kehalalan sebagai parameter utamanya. Ketentuan ini membuat keterbatasan pada produk-produk makanan untuk memasuki pasar umat Muslim. Konsumen Muslim sendiri juga bukan tanpa kesulitan untuk memilah produk-produk yang mereka konsumsi menjadi produk dalam kategori halal dan haram. Tentunya untuk memeriksakan sendiri kondisi kehalalan suatu produk adalah kurang memungkinkan. Hal ini berkaitan dengan masalah teknis dalam memeriksa kehalalan suatu produk, seperti uji kimia, pengamatan proses serta pemeriksaan kandungan produk.

Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produk untuk diaudit keabsahan halal-nya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantukan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah halal untuk dikonsumsi ummat Muslim dan hilanglah barrier nilai yang membatasi produk dengan konsumen Muslim. Hal ini berarti peluang pasar yang sangat besar dapat terbuka.
Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Secara teori maka, untuk para pemeluk agama Islam yang taat,pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili dengan label halal.

Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola konsumsi mereka. Labelisasi halal yang secara prinsip adalah label yang menginformasikan kepada pengguna produk yang berlabel tersebut, bahwa produknya benar-benar halal dan nutrisi-nutrisi yang dikandungnya tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan secara syariah sehingga produk tersebut boleh dikonsumsi. Dengan demikian produk-produk yang tidak mencantukam label halal pada kemasannya dianggap belum mendapat persetujuan lembaga berwenang (LPPOM-MUI) untuk diklasifikasikan kedalam daftar produk halal atau dianggap masih diragukan kehalalannya. Ketidakadaan label itu akan membuat konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut.

Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran. Peraturan pelabelan yang dikeluarkan Dirjen POM (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan para produsen-produsen produk makanan untuk mencantumkan label tambahan yang memuat informasi tentang kandungan (ingredient) dari produk makanan tersebut. Dengan begitu konsumen dapat memperoleh sedikit informasi yang dapat membantu mereka untuk menentukan sendiri kehalalan suatu produk. Kondisi masyarakat Muslim yang menjadi konsumen dari produk-produk makanan yang beredar dipasar, namun mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka konsumsi selama ini. Sebagai orang Islam yang memiliki aturan yang sangat jelas tentang halal dan haram, seharusnya konsumen Muslim terlindungi dari produk-produk yang tidak halal atau tidak jelas kehalalannya (syubhat). LPOM MUI memberikan sertifikasi halal pada produk-produk yang lolos audit sehingga produk tersebut dapat dipasang label halal pada kemasannya dengan demikian masyarakat dapat mengkonsumsi produk tersebut dengan aman.

Kenyataan yang berlaku pada saat ini adalah bahwa LPPOM-MUI memberikan sertifikat halal kepada produsen-produsen obat dan makanan yang secara sukarela mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM-MUI. Dengan begitu produk yang beredar dikalangan konsumen Muslim bukanlah produk-produk yang secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya. Artinya masih banyak produk-produk yang beredar dimasyarakat belum memiliki sertifikat halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasan produknya. Dengan demikian konsumen Muslim akan dihadapkan pada produk-produk halal yang diwakili dengan label halal yang ada kemasannya dan produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga diragukan kehalalan produk tersebut. Maka keputusan untuk membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak akan ada sepenuhnya di tangan konsumen sendiri.

FE Unpad yang juga sebagian besar mahasiswanya beragama Islam dapat menjadi perwakilan dari komunitas Muslim yang menjadi konsumen produk tersebut. Mahasiswa adalah komunitas kritis yang bila ditinjau dari sisi informasi yang mereka peroleh dan kemampuan mereka untuk mencerna informasi adalah komunitas yang bisa memilah-milah produk-produk yang mereka konsumsi berdasarkan informasi yang mereka peroleh.

Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan menjadikan mahasiswa FE Unpad bandung sebagai studied population. Penulis memberikan batasan bahwa produk makanan dalam kemasan yang dimaksud adalah produk-produk seperti coklat, susu, mie instan, snack, dan produk-produk makanan lainya yang diproduksi dengan mengunakan kemasan dan menyertakan label halal didalam kemasannya.
Penulis memberikan judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran